Sabtu, 06 Juni 2009

“MEMORIAL KEGELAPAN”

Adegan I
Entah dalam peristiwa imaji.
Pelukisan tubuh. Proses pelukisan tubuh tentang kejatuhan.
Dimana terjadi laku.
Antara hujan yang mengikis, pembawa tongkat dan waktu bersayap mengigil beku mungkin tubuhnya tercabik.
Perempuan-perempuan mendendangkan tembang kepedihan suara yang keluar dari pori-porinya.
Seorang selalu berkarakteristik dalam ruang yang tersayat kematian, entah berapa lama berdiri dalam gelap.
Semua menyatu sampai dasar palung kegelapan.
Beserta perempuan yang meneteskan air mata sekarat.

Adegan II
Perempuan-perempuan itu masih mendendangkan tembang kepedihan dari pori-porinya,
Lihatlah tubuh perempuan-perempuan itu termakan oleh suaranya sedang bernada kepasrahan diantara tragedy yang menggerogoti terjadi dalam tubuh, seperti dengung lebah yang menggerogoti tubuhnya sampai dasar tulang hingga remuk redam. Dan perempuan dalam topeng ingatkan tubuh lemah yang terjatuh dimana menaungi dunia sunyi yang terdiri dari kegelisahan dan rasa menyatu.
“Dunia hidup bagiku merupakan perjalanan diatas jembatan terbakar yang bersambung dengan dunia kematian.”
Perempuan bertopeng yang terjebak dalam memorial pahatan tubuh kegelapan.
Ini adalah bunuh diri yang bersetubuh dengan hitamnya hidup.
Dan dia tercekik diantara detik berjalan lambat dimana waktu tak pernah terulang.
Ruangan ini menandakan berakhirnya tubuh menjadi garis bergerak dalam dunia cahaya, bagai kesirnaan.

Adegan III
Berapa lama pengembara hidup akan berjalan melewati mimpi-mimpi dalam bentuk yang aneh.
Ataukah dia manusia pembawa tongkat gambaran dari semua gerak yang aneh,
Berjalan menelusuri seluruh penjuru mata angin dengan tanya yang tak pernah menemukan jawaban.
“dimana takdir yang aku temui, bukankah aku adalah takdir itu sendiri ?. kemana takdir berikutnya yang aku temui?.”
Melangkah dengan beban yang berat bersumber dari tubuh yang kesakitan, sepasang kakinya membenam ditanah bagai akar pohon meranggas.
Antara diam dan berjalan yang dituju adalah konflik dari yang menjembatani ke persinggahan hidup dan mati.




Adegan IV
Hitam pun berubah menjadi lorong waktu yang menjerumuskan pada kenang-kenangan bernoda yang menandai jejak-jejak keputus asaan.
Antara hujan bagai jarum jatuh siap melukai seorang yang menderita melintasi ruang peristiwa dengan tubuh yang dilobangi oleh jarum hujan itu sendiri yang menetes di dalam kedukaan rasa.

“berhentilah sejenak, lihatlah luka-luka yang kau bawa lari, merobek catatan hudupmu dalam-dalam penderitaan yang bergerak ingin menembus batas kehidupan yang tak kau singgahi.”
Seorang dalam hujan kemana mengikuti langkah sebagai hantu dalam dirinya.

Adegan V
Masih dalam ruang dan waktu selaku dunia imajinasi beserta keganjilannya berpadu mengikuti irama kegelapan.
Sosok kengerian muncul satu persatu dengan karakteristik apa yang terjadi di dalam tubuhnya.
Sementara mayat perempuan wajah dalam topeng telah meninggalkan pertanyaan bagi mereka, yang bersifat ada dalam hidup bersama makluk yang tinggal didalamnya.
- “Telah aku temukan cerita tentang tubuh yang telah tertidur. Apa yang terjadi pada tubuhnya ?”
+“Dia menenpati wujud organ, apa yang mendiami peristiwa tubuh hingga rasa dingin membeku menyelimutinya.”
- “Mungkin dia telah dimakan oleh makhluk-makhluk yang tingga di dalam tubuhnya.”
+“Seperti batu dikikis waktu, dia telah meninggalkan tubuhnya dan menyatu dalam dunia cahaya.”
- “semua gelap aku tak paham.”

waktu.
Waktu bersayap.
Waktu bersayap-sayap.
+ “Kita telah memahami apa yang terjadi.
- “Tetapi apa yang terjadi pada tubuh kita ?”

Adegan VI
Gambaran-gambaran kesakitan – kelukaan – kepanikan, menyatu dalam memory tentang kegelapan.











Iwan Adi Nagoro

1 komentar:

  1. 1xbet korean sports betting
    With more than septcasino 400 1xbet korean games in their daily competitions, 1xbet is the 메리트 카지노 쿠폰 place to bet on the best eSports and sports betting services.

    BalasHapus